Sejarah, Definisi, Fungsi dan Jenis Coupling Hydrant | Sejarah coupling pemadam dimulai pada awal abad ke-19, ketika sistem pemadam kebakaran yang digunakan pada saat itu masih primitif dan belum terorganisir.
Pada awalnya, sistem pemadam kebakaran menggunakan selang dan pompa tangan untuk memadamkan api. Namun, selang-selang tersebut tidak memiliki jenis coupling atau sambungan yang baik untuk menghubungkannya dengan pompa pemadam kebakaran. Oleh karena itu, petugas pemadam kebakaran harus memasukkan ujung selang secara manual ke dalam pompa dan mengikatnya dengan kuat agar selang tidak terlepas saat air dinyalakan.
Seorang insinyur sipil asal Amerika Serikat bernama John R. Freeman, pada tahun 1892 mulai mengembangkan jenis coupling atau sambungan baru. Jenis coupling berawal dari kreatif menggunakan kawat yang dililitkan pada ujung selang dengan menghubungkannya pada pompa. Pada saat itu, coupling seperti ini sangat manfaat karena cepat dan mudah dipasang, serta mampu menahan tekanan air yang besar.
Dengan berkembangnya teknologi dan kebutuhan akan sistem pemadaman kebakaran yang lebih efisien, hose coupling pemadam kebakaran juga turut berkembang. Di tahun 1885, petugas pemadam kebakaran, Boston Edmund L. Sanderson menemukan sebuah inovasi coupling yang dinamakan Coupling Sanderson. Sistem coupling ini otomatis, tidak perlu menarik tali atau memutar kunci.
Perkembangan alat pemadam kebakaran semakin maju. Pada tahun 1913, Carl August Guide Storz yang merupakan seorang insinyur Jerman telah mengembangkan jenis coupling baru yang disebut Coupling Storz. Tentunya peralatan ini memiliki keunggulan yaitu selain mudah dipasang, sebagai konektor berbagai macam selang dan pompa pemadam kebakaran.
Seperti bagaimana semestinya, perjalanan berkembangnya coupling semakin modern. Alat pemadam api ini terus ditingkatkan desain, fungsi dan fleksibilitasnya untuk mendukung petugas pemadam kebakaran. Sehingga pada saat ini menjadi salah satu komponen hydrant yang esensial. (Baca artikel lainnya : Penyedia Fire Hydrant Terbaik dan Profesional)
Definisi hose Coupling
Coupling merupakan perangkat yang cukup vital pada bagian hydrant. Coupling memiliki sebutan seperti hose coupling, fire hose coupling, set coupling dan hydrant coupling. Definisi Coupling adalah alat yang digunakan untuk menyambungkan dan memutuskan aliran air antara selang dengan sprinkler, pump ataupun selang lainnya. Hose Coupling secara umum digunakan pada menjadi satu rangkaian perangkat nozzle atau selang pemadam.
Sebelum digunakan, perlu dilakukan penyetelan coupling terlebih dahulu. Penyetelan coupling harus dilakukan secara pas sehingga dapat berfungsi optimal. Pemasangan coupling yang tidak tepat, dapat menyebabkan kerusakan dan berakibat bahaya. Aliran pompa akan sulit memancarkan air jika coupling tidak pas dan coupling dapat terlempar jika tekanan terlalu besar tanpa setelan yang cocok.
Fungsi Coupling Hydrant
Secara garis besar, fungsi coupling adalah memastikan koneksi selang pemadam dengan sumber air dapat dilakukan dengan aman dan efektif guna memadamkan api. Oleh karena itu perlu dilakukan pengecekan dan perawatan pada peralatan ini hingga saat dibutuhkan sudah siap digunakan. Tentunya akan sangat mengganggu pekerjaan petugas pemadam kebakaran jika terjadi kerusakan pada peralatan pemadam.
Tidak hanya berfungsi menyambungkan antara kedua ujung selang, fungsi lain coupling yaitu memasangkan ujung selang dengan fire hydrant system lainnya, contohnya adalah menyambungkan hydrant pillar dengan selang pemadam (fire hose). Telah banyak ditemukan manfaat coupling yang dirasakan oleh petugas pemadam kebakaran. Pemasangan coupling merupakan connector fire hose dengan berbagai jenis output hydrant lainnya. (Baca artikel lainnya : Kenali Jenis-Jenis Fire Hydrant dan Fungsinya!)
Pada aspek daya tahan, coupling hydrant harus kuat, tahan lama dan resisten terhadap tekanan air tinggi. Material bahan coupling terbuat dari bahan lapisan logam aluminium dan kuningan. Bahan tersebut kuat untuk menahan tekanan yang dikeluarkan dari fire hose selang pemadam untuk memancarkan air bertekanan tinggi. Ketika memadamkan api saat terjadi kebakaran, coupling akan mengatur aliran air yang dikeluarkan dari sumber agar mengarahkan ke sumber api yang tepat dan tekanan aliran air yang sesuai. Ini tentunya akan menyelesaikan masalah dan mengurangi resiko fatal jika terjadi kebakaran.
Coupling hydrant juga memudahkan instalasi dan penggantian komponen pada sistem hydrant. Dengan adanya peralatan, petugas pemadam kebakaran dapat dengan mudah menghubungkan dan memutuskan sambungan pipa dan selang hydrant ketika memperbaiki atau mengganti komponen pada sistem hydrant.
Selain itu, hose coupling hydrant harus terpasang dan aman agar selang pemadam dapat langsung digunakan dan tidak mudah lepas saat digunakan untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran. Pemasangan hose coupling memberikan fleksibilitas dan mobilitas pada selang pemadam dapat mempercepat waktu tanggap dalam situasi kebakaran. Hal ini tentunya membantu petugas pemadam kebakaran untuk segera mengalirkan air ke sumber api.
Pemasangan Coupling
Maka dari itu desain coupling dirancang dengan menyatukan dua bagian coupling yaitu male coupling (penghubung selang laki-laki) dan female coupling (penghubung selang perempuan). Male coupling dan female coupling tidak dapat digunakan secara terpisah karena fungsinya adalah menghubungkan ujung selang yang berbeda sehingga menjadi satu kesatuan.
Male coupling terpasang pada ujung pipa hydrant dan female coupling terpasang pada ujung selang hydrant. Ketika kedua bagian tersebut digabungkan, maka akan terbentuk sambungan yang kuat dan tahan air yang dapat mengalirkan air dengan cepat dan mudah.
Waktu pemasangan relatif singkat untuk memasang dan melepaskan penggunaan coupling. Mula-mula yang dilakukan untuk memasangkan coupling yaitu menyatukan kedua ujung male dan female. Pemasangan coupling tepat ditandai bunyi “klik”. Justru itu pertanda bahwa male dan female coupling sudah terkatup. Oleh itu, proses pemutusan coupling memutar salah satu sisi ke arah yang berlawanan. Setelah itu bagian male maupun female akan terlepas.
Jenis-Jenis Coupling
Setelah tahu fungsi dan pemasangan coupling, tidak adalah alasan untuk tidak memasang coupling untuk kepentingan keamanan. Untuk menjamin keselamatan, anjuran pemasangan coupling pada fire hose dengan mengandalkan Nilogam Fire sebagai penyedia coupling.
Ukuran coupling dibedakan menjadi beberapa jenis ukuran sesuai kebutuhan, di antaranya adalah 1.5”, 2” dan 2.5”. Bahan material yang digunakan untuk pembuatan coupling cukup bervariasi, seperti aluminium, stainless dan kuningan. Secara umum di pasaran banyak ditemukan menggunakan aluminium dan brass karena kokoh dan tidak mudah korosi.
Koneksi untuk coupling Nilogam Fire beraneka ragam, tidak hanya memasangkan male female dari 1 jenis, namun dapat memasangkan male dan female dari 2 jenis coupling yang berbeda. Selain itu, terdapat berbagai ukuran berbeda dalam sambungan coupling. Seperti, Coupling 1.5” Male Machino – 2” VDH, Coupling 1.5 Female NHT – 1.5 Male BSP dan sambungan coupling lintas lainnya. Berikut jenis-jenis hose coupling hydrant
- Coupling Machino
- Coupling Nakajima
- Coupling NHT
- Coupling Instantaneous (John Morris)
- Coupling ANSI
- Coupling Storz
- Coupling VDH
- Coupling BST
- Coupling French
- Coupling Gost
- Coupling Barcelona
- Coupling Nunan & Stove
- Coupling Nor
Informasi Coupling Hydrant
Untuk anda yang tertarik pasang Coupling Machino, Coupling VDH, Coupling Nakajima, Coupling Ansi, Coupling Instantaneous, Coupling NHT, Coupling storz, dan Coupling bsp dapat memesan di Nilogam Fire, Desa Kebasen RT 08 RW 02 No. 14, Kecamatan Talangm Kabupaten Tegal. Untuk informasi lebih lanjut hubungi kami dan kunjungi www.nilogam.com
Kontak kami :
Whatsapp 081385597531
Telepon 081385597531
Alamat Nilogam Fire, Desa Kebasen RT 08 RW 02 No. 14, Kecamatan Talang Kabupaten Tegal
Tokopedia tokopedia.com/nilogamfire
Instagram instagram.com/nilogam.fire